Seminar Permuseuman oleh UPTD Museum Ketransmigrasian Lampung tahun 2024 mengangkat tema tentang “Kolonisasi Sukadana-Metro”. GSG. Gedung setempat, Senin (21/10).
Hadir sebagai narasumber Dr. Ahmad Muzakki, M.Pd.I., anggota Tim Ahli Cagar Budaya (TACB) Kota Metro. Narasumber kedua ialah Kian Amboro, M.Pd., Peneliti dan Pengajar di Program Studi Pendidikan Sejarah UM Metro yang juga anggota TACB Kota Metro.
Mengawali dengan sebuah perjalanan dirinya menggeluti bidang sejarah, Ahmad Muzakki mengungkapkan bahwa narasi Sejarah Kota Metro sekitar tahun 2014 masih sangat minim, belum banyak yang meneliti dan narasi sejarahnya belum utuh, belum komprehensif.
“Atas dorangan ingin mengetahui bagaimana sejarah Kota Metro awalnya saya menemui narasumber anak dari pelaku sejarah kolonisasi di Sukadana-Metro, anak keturunan kolonisasi ini banyak memiliki peninggalan dan cerita-cerita sejarah, dari hasil wawancara itulah saya mulai mendapatkan pengetahuan tentang sejarah Kota Metro dan menulis sebuah kajian etnografi menemukenali Sejarah Kota Metro,” ungkapnya.
Dari hasil kajian awalnya tersebut, Ahmad Muzakki terus bergiat menggeluti kajian sejarah Kota Metro, berkontribusi di Tim Ahli Cagar Budaya Kota Metro, mengkaji peninggalan-peninggalan sejarah di Kota Metro untuk ditetapkan sebagai Bangunan Cagar Budaya.
Pada sesi kedua, Sejarah Kolonisasi Sukadana-Metro dibahas secara detail oleh Kian Amboro, M.Pd dengan materinya yang berjudul “Kolonisasi Sukadana: Menggali Memori, Mengenali Masa Kini”.
Sub Tema yang dibahas dimulai dari Kebijakan Kolonisasi Fase Percobaan 1905-1931 yang memuat tentang sistem kolonisasi yang diterapkan oleh pemerintah kolonial Hindia Belanda, seperti Kolonisasi Sistem Cuma-Cuma, Kolonisasi Sistem Utang, Kolonisasi Spontan atau Kolonisasi Keluarga.
Sub Tema kedua Dimulainya Kolonisasi Fase Perluasan tahun 1932-1941. Sub Tema ini memuat Perluasan Kolonisasi di 5 (Lima) Onderafdeleeling di Karesidenan Lampung, Kolonisasi Sistem Bawon dan Kolonisasi Gedongdalem 1932.
Sub Tema ketiga adalah Dibukanya Kolonisasi Sukadana 1935 yang memuat Wilayah Kolonisasi Sukadana, Induk Desa Trimurjo (Bd. 1), Dibangunnya Bendung Argoguruh di Tegineneng, Metro Ibukota Kolonisasi Sukadana, Faktor Kemajuan dan Sejumlah Catatan.
Sub tema keempat dalam materi Kian Amboro adalah Jejak Kolonisasi Sukadana. Pada bagian ini ia menjelaskan tentang Bahasa, Pengetahuan, Perlengkapan Hidup dan Teknologi, Organisisi Sosial dan Kemasyarakatan, Ekonomi dan Mata Pencaharian, Religi serta Kesenian yang pernah berlangsung bahkan jejaknya masih dapat ditemui hingga kini di Wilayah exKolonisasi Sukadana-Metro.
“Karena perencanaan yang matang dan mempertimbangkan pengalaman dari pelaksanaan kolonisasi di daerah lain, program Kolonisasi Sukadana pada kurun waktu 1935-1941 bisa dibilang sebagai sebuah keberhasilan dari penerapan program kolonisasi. Di Kolonisasi Sukadana terdapat Sistem Kolonisasi Bawon yang tepat, kebutuhan air baku tercukupi karena dibangun bandeng Argoguruh dengan jaringan sistem irigasinya, Ekosistem Sosial yang sesuai dengan karakter kolonis serta pemeritah kolonial Hindia Belanda berhasil mengontrol dan melakukan pengawasan yang ketat terhadap kolonis,” ungkap Kian Amboro.
Namun, Kian Amboro juga mengkritisi perjalanan program kolonisasi Sukadana-Metro, dibalik keberhasilannya ia menilai ada beberapa catatan yang berdampat negatif bagi kolonis, seperti sistem politik etis tetapi pada pelaksanaannya menjadi eksploitatis.
“Sektor ekonomi atau pertanian menjadi monokultur dan ini berdampak pada keseimbangan ekosistem/lingkungan dan potensi bencana ekonomi yang tinggi” imbuh Kian Amboro.
Kaprodi Pendidikan Sejarah UM Metro, Dr. Johan Setiawan, M.Pd, mengapresiasi Seminar Permuseuman UPTD Museum Ketransmigrasian, salah satu pematerinya dari Dosen Pendidikan Sejarah UM Metro dengan mengangkat penelitian “Kolonisasi Sukadana: Menggali Memori, Mengenali Masa Kini”. Mudah-mudahan dapat menambah referensi kita terkait Koloniasi Sukadana.
Seminar Permuseuman oleh UPTD Museum Ketransmigrasian Lampung tahun 2024 mengangkat tema tentang “Kolonisasi Sukadana-Metro” nampak dihadiri oleh para akademisi, Guru mata pelajaran sejarah, Dosen dan Mahasiswa program Studi Pendidikan Sejarah seperti UM Metro, Unila, STKIP Bandar Lampung, UIN Lampung dan lain-lain.
The post Dosen Pendidikan Sejarah UM Metro – Pembicara dalam Seminar Permuseuman UPTD Museum Ketransmigrasian appeared first on Universitas Muhammadiyah Metro.